Aku berjuang diantara pena dan buku-buku, yang melingkari
waktuku
Ku kumpulkan huruf-huruf yang berhamburan di jiwa, di raga,
di pikiran
Ku kembangkan layar khayal,
keinginan telah menjelma bagai
dewa tuk arungi samudera kenyataan
Berdiri tegak pada simpang kehidupan
dengan tatap mata yang
tajam
memandang hari depan yang merindukan harapan
Cangkulku adalah renungan
Mata hatiku adalah pisau
Ku dapat kupas apa yang ku mau
Air mata kuanggap syair kehidupan
Sampai ku bilang bahwa mati itu adalah keindahan
Bintang lah yang memberiku mimpi-mimpi
Angin lah yang mengajak ku tuk berlari
dan aku semakin tak peduli
Walau ku harus muntah
untuk menjawab teka-teki tentang
diriku sendiri
Aku tetap aku
Siapapun tak perlu tahu
Aku adalah aku
Yang tak pernah kau tahu
dan apa juga yang kau sangka.
No comments:
Post a Comment